Kusapukan pandanganku ke seluruh isi ruangan itu. Nampak kumpulan karya sastra tertata rapi di rak buku yang terletak di sudut sebelah kiri ruangan itu. Puluhan novel, biografi dan
Bukan Untuk Diperdebatkan Seketika mataku terbuka tatkala kurasakan sapuan sinar matahari yang masuk melalui jendela kamarku membelai hangat wajahku. Kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 6.30 pagi. Tak biasanya aku bangun pagi
cerita sebelumnya … ”Ada apa sih? Semuanya jadi berantakkan seperti ini. Kamu susah dihubungi. Kenapa? Kamu sudah gede, Indri. Tuhan kasih kita mulut untuk bicara, kasih kita telinga
Sebelumnya … ”Ya sudah kalau begitu. Besok gue kabarin”, sahut Hari. ”Ok. Thanks banget, bro. Udahan ya … jam telpon cowok sudah berakhir”, gurauku mengakhiri percakapan itu. ***
Ternyata … Siring bergulirnya waktu dan hembusan nafas, hubunganku dan dia semakin erat. Dan semakin sering aku berhubungan dengan wanita itu, semakin kupahami memang ada sesuatu yang menarik
Maaf kalau judulnya saya menjiplak judul lagunya Lobow, bukan karena lain sebab melainkan memang judul itu mewakili pendapat saya tentang seseorang. Terima kasih atas pinjaman judulnya ya, Lobow
*** Pameran telah berakhir beberapa hari yang lalu, dan kini aku harus kembali tenggelam dalam aktifitas dan rutinitas seperti biasanya.?Suasana kantor hari ini terasa sepi. Mungkin masing- masing
”Cerewet sih”, balasnya ”Biar cerewet tapi kan baik hati”, jawabku tak mau kalah. ”Udah sana … sana”, usirnya Aku hanya terkekeh. ”Udah dulu ya .. terima kasih permennya.
Diilhami sebuah cerpen berjudul “Dan Wanita itu …” dan diangkat dari sebuah catatan harian tentang seorang wanita yang telah mampu membangkitkan sebuah perasaan cinta pada pandangan pertama Sebuah