Tidak Perlu Berdebat Soal Sholat Taraweh
|Marhabban Ya Ramadhan …
Alhamdulillah, tahun ini kita dipertemukan lagi dengan bulan penuh berkah, bulan yang lebih mulia daripada 1.000 bulan. Ya, bulan Ramadhan.
Terkait bulan Ramadhan, pasti tidak terlepas dari kegiatan sholat Taraweh di malam harinya. Dan ngomong-ngomong soal sholat Taraweh, hingga hari ini masih ada aja yang sibuk berdebat tentang jumlah rakaatnya.
Tidak usah jauh-jauh, teman saya sendiri masih suka kisruh. Ada yang keukeuh bahwa 23 rakaat (termasuk sholat witir) adalah yang paling sahih. Paling maknyos! Ada pula yang bilang, 11 rakaat aja. Semuanya beralasan dengan membawa-bawa hadits.
Saya awalnya hanya diam saja mendengar perdebatan itu, tapi lama-lama kok gatel juga kuping saya.
Teman … saya gak paham hadits, gak paham riwayat. Islam saya baru dalam taraf belajar, belajar dan belajar. Tapi yang saya tahu, 11 rakaat boleh, 23 juga boleh. Taraweh di rumah boleh, di masjid apalagi. Lebih diutamakan. Tetapi intinya kan sama, sama-sama BOLEH.
Lha wong nggak sholat taraweh aja boleh kok. Lho kok bisa? Ya bisalah … hukumnya aja udah jelas, SUNNAH. Yang artinya, jika dikerjakan akan mendapat kebaikan, jika tidak ya tidak apa-apa. Dan juga tidak akan mendapat apa-apa. Jangankan kebaikan, dosa aja gak bakalan ada. Lha namanya aja sunnah.
Jadi apalagi yang perlu diperdebatkan??? Silakan saja pilih jumlah rakaatnya. Silakan juga pilih tempatnya. Asal sesuai aturan, ya pasti sholat tarawehnya sah. Soal jumlah rakaat mana yang mendapatkan kebaikan lebih besar dari Allah, ya itu Wallahualam. Hanya Dia yang berhak menentukan. Manusia? Ya jangan ikut campur soal itu … yang penting, kerjakan saja dengan niat dan sesuai aturan yang benar.
Dan perdebatan untuk sementara berhenti.
Marhabban ya Ramadhan!