Sahur on the Road
|Sabtu, 13 Agustus 2011 dini hari, untuk pertama kalinya saya ikutan Sahur on the Road. Pengalaman yang melelahkan sekaligus menyenangkan.
00.15 WIB dini hari, seorang teman menjemput saya di white house #7 (nama rumah saya: red) untuk kemudian menuju ke titik kumpul dengan teman-teman yang lain di daerah selatan.
02.20, Setelah semua berkumpul termasuk urusan logistik yang akan dibagikan pun kelar, kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju TKP.
02.45, Kami tiba di TKP. Sebuah lokasi yang gelap gulita dan dihiasi dengan tumpukan sampah dan barang rongsokan serta aroma yang khas. Ya … Target kami waktu itu adalah komplek pemulung di daerah selatan Jakarta. Lokasi tepatnya saya sendiri tidak tahu, maklum … Itu adalah kali pertama saya masuk ke daerah antah berantah.
Sedikit rasa was-was menghinggapi benak saya. Maaf, bukan berarti saya berfikiran negatif atau berprasangka buruk terhadap orang-orang yang kami kunjungi, tetapi hanya sekedar sikap hati-hati dan waspada. Sah-sah saja kan?
Silakan dibayangkan, dalam kondisi gelap gulita dan ditengah tumpukan barang rongsokan serta sampah dengan bau menyengat, kami disambut puluhan orang yang sangat asing bagi kami. Sementara rombongan kami hanya terdiri dari 7 orang dengan komposisi 3 laki-laki dan 4 perempuan plus 3 mobil. Sangat wajar jika ada perasaan waspada di benak saya.
Tapi syukurlah, semuanya berjalan lancar tanpa ada kejadian negatif kecuali sempat terjadi kericuhan kecil dimana diantara mereka ada yang saling berebut. Waduh … Padahal logistik yang kami bawa itu sebanding sama jumlah mereka. Yaa mungkin ada yang mengambil double 🙂 *sedih juga sih, dalam keadaan seperti itu kok ya masih rebutan*
03.15, Rombongan meninggalkan lokasi dengan sedikit rasa gatal di kaki. Ya mau gimana lagi, baru saja kita melalui “medan bakteri” 🙂
03.30, Kami tiba di lokasi kedua. Hanya saja kali ini tempatnya jauh lebih beradab 🙂 tidak ada tumpukan sampah apalagi baunya. Ya, karena TKP yang ini adalah sebuah panti asuhan.
04.00, Semua logistik yang ada di mobil kami sudah selesai dibagikan. Sahur on the Road pun diakhiri dengan sahur bersama rombongan dengan sedikit tergesa-gesa. Hmmmm … Sahur paling tidak nyaman dalam sejarah 🙂
Tapi disamping rasa lelah dan ngantuk, ada satu perasaan yang sangat menyenangkan. Yaa … Senang karena saya masih diberi kenikmatan berupa kesempatan untuk berbagi dan juga kesempatan untuk menjalani hidup yang jauh lebih baik dari mereka.