Kartini Tua

Terus terang saya tidak punya ide lain untuk memberi judul coretan saya kali ini. Kartini Tua, itulah kalimat pertama yang muncul di benak saya yang mungkin masih dipengaruhi oleh suasana perayaan hari Kartini 2 hari yang lalu, dan kebetulan coretan saya kali ini tentang seorang perempuan.

Kartini Tua di Bus Kota

Sosok ibu yang ada di foto ini adalah seorang pengamen yang sudah beberapa kali saya temui di dalam bis kota yang dengan setia mengantar saya pergi pulang dari rumah ke kantor dan sebaliknya(cuman sayang, saya tidak sempat mengambil fotonya pada saat dia beraksi – mengamen: red).

Menurut cerita yang mampir ke telinga saya, beliau menjadi pengamen karena tempat usahanya yang berupa warung digusur oleh petugas trantib (lagi-lagi, yang ditertibkan dan digusur hanya rakyat kecil … #poorPeople). Sah-sah saja jika ada yang berpendapat alasan itu dibuat-buat untuk sekedar menarik empati dan simpati dari orang lain. Toh saya juga tidak bisa memberi jaminan bahwa alasan yang ada adalah benar adanya. Tapi bagi saya, alasan itu tetap “lebih terhormat” dibandingkan dengan pengemis/pengamen yang mengatasnamakan agama.

Well … setiap beliau mengamen dan saya ada dihadapannya, selalu ada titik air di sudut mata saya. Di usianya yang mulai beranjak senja, beliau harus rela naik turun bus kota, menjual suaranya demi menyambung hidup dan kehidupannya. Ohh Tuhan … saya tidak bisa membayangkan seandainya Ibu yang berdiri mengamen itu adalah Ibunda tercinta saya.
Sempat ada seseorang yang berceloteh dengan saya, “anaknya dimana ya? kenapa tidak membantu biaya hidup ibunya?”
Saya bilang,”Mungkin tidak punya anak, atau mungkin punya tapi nasibnya tidak lebih baik dari ibunya. Kalau sudah begitu, rumus anak bantu orang tua atau orang tua bantu anak .. sulit untuk berlaku”.
Ketika giliran si Ibu pengamen itu mengedarkan kantong duitnya, tidak terlihat orang yang berceloteh tadi memberikan sesuatu. “Hmmmm … orang Indonesia asli, banyak bicara!”, umpat saya dalam hati.
***
Ibu Kartini Tua, saat ini saya belum bisa berbuat sesuatu yang lebih nyata untuk membantu meringankan beban hidupmu selain menyisihkan uang receh yang tidak seberapa. Tapi satu hal, doa tulus dari saya semoga engkau selalu diberi kesehatan dan kekuatan dalam menjalani kehidupanmu.
Tetap semangat Kartini Tua-ku …

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *