Alotnya Kantong Plastik Berbayar
|Kantong plastik oh kantong plastik
Cerita kantong plastik berbayar sepertinya alot, sama alotnya sama plastiknya sendiri yang butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai. Ada pro dan ada yang kontra … wajar aja sih. Apalagi kita ini terbiasa dikasih gratis, tiba-tiba harus bayar.
Ada yang bilang itu bentuk kedzaliman pemerintah, ada yang bilang itu gak fair … karena harusnya produsen plastik atau produk yang memakai kemasan dari plastiklah yang harusnya menanggung. Ada yang bilang ini, ada yang bilang gitu.
Kalau saya pribadi sih setuju-setuju saja. Toh tidak ada paksaan kalau saya harus beli kantong plastiknya? Saya kan tinggal bawa kantong sendiri dari rumah. Lumayan kan Rp 200 bisa disimpan atau dimasukkan ke kotak amal masjid, daripada harus buang duit demi selembar kantong plastik.
Kalo setiap belanja selalu dapat kantong plastik, pasti numpuk lah dirumah. Buat apa coba? Dikoleksi??? Ujung-ujungnya ya dibuang ke tempat sampah.
Memang, program pemerintah itu tidak serta merta menghilangkan peran plastik dari kehidupan manusia. Karena memang itu mustahil. Program itu hanya untuk mengurangi pemakaian plastik yang tidak perlu atau sebenarnya bisa dihindari. Salah satunya ya kantong plastik belanja itu.
Bumi kita ini sudah penuh sesak dengan sampah plastik. Nah … jika kita bijak dengan mengikuti program itu, pastinya sedikit banyak akan turut membantu meringankan beban bumi untuk mengurai plastik.
Jika setiap hari di Indonesia ada 1 juta transaksi dan semuanya dapat kantong plastik, maka akan ada 1 juta sampah plastik baru. Sebulan ada 30 juta, setahun ada 365 juta, 2 tahun? 3 tahun? 5 tahun dan seterusnya …. mari hitung berapa banyak?
So … mari lebih bijak menggunakan plastik. Bukan untuk pemerintah, tapi untuk kita sendiri. Sudah hemat, plus menjaga bumi dari pencemaran berkelanjutan.
Gitu aja kok repot mesti berdebat!