Mahakarya Dari Surga
|Sudah sekian lama saya tidak pernah merasakan lagi yang namanya jatuh cinta. Entah karena saya trauma dengan yang namanya cinta, atau mungkin karena saya terlalu terlena dengan kehidupan saya sendiri.
Jatuh cinta terakhir kalinya saya rasakan terjadi sekitar 2 tahun yang lalu. Rasa cinta terhebat yang bisa saya persembahkan, disia-siakan hanya karena masalah kecil. Semenjak itulah, ada ketidak percayaan pada janji dan perasaan dari wanita. Semudah itukah melecehkan sebuah ikatan?
Waktu terus bergulir, dan saya mulai menikmati kehidupan saya sendiri. Kehidupan yang jauh dari kelembutan seorang wanita, namun itu tidak sedikitpun mengganggu pikiran dan aktifitas saya. Saya terlalu larut dalam mencari rupiah.
Pun karena lingkungan saya yang membuat saya nyaris tidak pernah merasakan kesepian. Yach … Meskipun terkadang rasa sepi itu datang menyapa dan memeluk erat pikiran saya, tetapi itu dengan mudah sirna dari otak saya. Teman-teman hebat saya yang kebanyakan dari kaum hawa telah membuat rasa sepi itu mudah hilang tanpa bekas.
Alasan-alasan diatas lah yang sangat berperan menimbulkan perasaan jumawa di hati saya. Kepingin beli apa, bisa dengan mudah saya penuhi. Kepingin jalan, bisa dengan mudah mencari teman jalan. Masihkah saya perlu cinta dari seseorang?
***
2 tahun berlalu. 2 tahun sudah saya merasa bahagia (atau pura-pura bahagia) dengan kehidupan saya.
Tapi hingga pada suatu momentum dimana saya mengenal seorang wanita. Seorang wanita yang mempunyai nilai lebih dibanding wanita-wanita lain yang saya kenal. Kalau bicara paras, dia memang cantik. Tapi bukan cuman itu yang saya perlukan. Diluar sana masih banyak yang cantik bahkan jauh lebih cantik. Dia juga baik, tapi bukan cuman baik saja yang saya minta. Karena saya yakin, banyak sekali orang baik.
Tapi wanita yang satu ini lain. Dia mempunyai satu sifat yang hampir tidak pernah bisa dengan mudah saya temukan dari makhluk yang dinamakan wanita. Saat saya melakukan sebuah kesalahan, dia tidak serta merta menghakimi saya, menyalahkan saya atau bahkan memusuhi saya. Dia selalu bertanya, kenapa saya begini, kenapa saya begitu?
Dia selalu mencari tahu penyebab kenapa saya berbuat sesuatu yang di mata dia salah. Dia lebih suka mencari solusi, bukan sekedar mem-vonis kesalahan saya. Tidak seperti yang lain, yang hanya bisa menyalahkan dan memusuhi saya, seolah-olah merekalah makhluk paling suci di bumi ini.
Ya … Cantik, baik dan bisa memahami banyak hal tentang saya adalah kombinasi yang sangat sempurna di mata saya.
Kehadirannya dalam episode kehidupan saya, telah menyadarkan saya bahwa sehebat apapun saya, saya tetap perlu belaian lembut dan pelukan mesra dari seorang wanita. Tanpa wanita, kebahagiaan saya hanyalah pura-pura belaka. Tanpa wanita, kehidupan saya hanyalah sandiwara.
Dia … Wanita itu adalah sebuah Mahakarya Dari Surga, dan (sekali lagi) saya …. jatuh cinta.